Petugas Sensus Ekonomi Diusir di Pisangan Timur
Sejumlah petugas sensus ekonomi, mendapatkan perlakuan kasar dari sejumlah orang yang berjaga di sebuah pool taksi di kawasan Jl Ahmad Yani, Pisangan Timur, Pulogadung. Tak ayal mereka pun tidak dapat melakukan sensus secara maksimal.
Kami hanya menjalankan tugas, untuk melakukan sensus ekonomi. Namun dihalang-halangi sekitar lima preman
Sensus Ekonomi Dinilai Mampu Kurangi Pengangguran
Mulyati, petugas pengawas lapangan BPS Jakarta Timur, mengatakan, saat akan mendata pool taksi di Jl Ahmad Yani, petugas yang berjumlah sekitar tujuh orang dihalau sejumlah orang yang diduga sebagai preman. Alasannya tidak ada aktivitas di pool taksi tersebut.
"Kami hanya menjalankan tugas, untuk melakukan sensus ekonomi. Namun dihalang-halangi sekitar lima preman. Kami tidak bisa masuk alasannya tidak ada kegiatan di pool," kata Mulyati, Senin (2/5).
Karena penasaran, ia bersama sejumlah rekannya pun berdalih akan numpang minum di kantin yang ada di dalam pool. Ternyata, ada sekitar 50 bus pariwisata terparkir di dalam. Kemudian ada dua perusahaan eksepdisi yang masih aktif beroperasi.
Ia pun mendata dan menyensus dua perusahaan ekspedisi itu. Namun lagi-lagi untuk kantor pool taksi tidak bisa dijangkau lantaran dihalang-halangi preman tersebut.
Salah seorang petugas sensus ekonomi, Mulyandi mengatakan, di wilayahnya ada dua titik yang sulit dijangkau. Yakni pool taksi dan Kompleks Bangun Cipta Sarana di RT 009/06. Di kompleks yang dihuni oleh pejabat kantor pajak, petugas juga tidak dibukakan pintu. Alasannya tidak ada izin dari pengurus RT.
"Pengurus RT menolak disensus alasannya tidak ada kegiatan ekonomi. Sehingga RT meminta warganya tidak membukakan pintu," kata Mulyandi.
Ia pun sangat menyayangkan hal tersebut lantaran sensus ekonomi tidak berjalan. Di Pisangan Timur terdapat 104 petugas sensus ekonomi. Mereka menyebar ke 14 RW 166 RT dan 150 Blok Sensus.
"Setiap blok bisa terdapat 2-3 RT. Bahkan di Pasar Induk Beras Cipinang, tidak ada RT, hanya ada blok," tandasnya.